Cerita Mbah Dukun ini mengisahkan cerita Inge dientot dukun. Siang itu suasana kantor terasa sepi. Manager perusahaan tersebut sedang berada di dalam ruangannya dan tengah melamun. Sambil duduk dengan mengangkat kedua kakinya ke atas meja, ia terus saja berpikir.
Ya, ia memang sedang jatuh cinta terhadap seorang gadis yang merupakan salah satu karyawati di perusahaannya itu. Nama gadis itu adalah Inge, perawakannya memang cantik dan seksi. Di usianya yang baru mencapai 28 tahun, tubuhnya memang sempurna dan menantang birahi setiap pria yang memandangnya. Terutama payudaranya yang terlihat indah dengan ukurannya yang pas, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Inge sudah cukup lama bekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi yang membawahi 70 orang karyawan. Berkali-kali Amir mengajak Inge untuk makan malam, tetapi selalu ditolaknya dengan berbagai alasan halus.
Penolakan Inge lah yang membuat Amir berpikir keras sejak tadi.
“Bagaimana caranya supaya ia bisa takluk dipelukanku..?”
“Nah.. aku tahu sekarang.. Aku akan menemui orang itu nanti malam..”
Tiba-tiba Amir teringat seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mendapatkan Inge. Dengan penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan terpencil sekitar 15 kilometer dari rumahnya, di sinilah cerita dukun bejat ini bermula. Walaupun awalnya ia sempat berpikir, bagaimana ia akan menjelaskan kepada dukun bejat mba sukro sang ahli pelet ini akhirnya ia tetap berangkat ke rumah dukun bejat tersebut.
Cerita Dukun Bejat Mba Sukro Sang Ahli Pelet semakin menarik saja. Rupanya, orang yang ia tuju adalah seorang tua yang tidak lain adalah dukun bejat yang bernama mba Sukro. Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun nakal yang amat sakti. Apapun keinginan orang yang datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah gagal. Orang yang datang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun barang yang lain. Tidak jarang mereka menghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh sang dukun.
Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makin jadi, oleh karena itulah ia juga mendapatkan julukan dukun cabul bejat. Karena ia tak sungkan-sungkan untuk meminta wanita sebagai imbalannya, dan tak jarang wanita yang dientot dukun bejat ini pun merasakan kenikmatan dientot dukun yang tidak ada duanya.
Mungkin karena Mba Sukro sudah berpengalaman sebagai seorang dukun bejat, maka ia terampil dalam memuaskan para wanita yang dientot dukun nakal ini. Saat Amir sampai di rumah tua itu, segera saja ia mengetuk pintu.
“Siapa di situ?” terdengar suara Mbah Sukro dari dalam.
“Permisi, Mba.. boleh saya masuk..?” teriak Amir.
“Ya, silahkan..”
Jawab Mba Sukro sambil membuka pintu kayu yang sudah agak reyot itu. Setelah disuruh masuk, Amir langsung duduk di ruangan tengah rumah tua itu yang penuh dengan bau kemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri.
Diperhatikannya seluruh isi ruangan itu. Memang menyeramkan suasananya. Ada tengkorak, kepala macan, kain-kain bergelantungan yang berwarna hitam dan merah darah, lalu seperti tempat pedupaan yang berada persis di hadapannya.
“Ada perlu apa, Nak Amir malam-malam kemari..?”
Tiba-tiba Sang Dukun Nakal bertanya. Amir tentu saja kaget tidak kepalang. Ia tidak menyangka Mba Sukro mengetahui namanya, benar-benar sakti.
“Eh.. anu Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya menyukai seorang gadis.. Inge namanya, kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya bila saya mengajaknya keluar makan malam.. Nah ini fotonya..”
Jawab Amir dengan terbata-bata sambil mengeluarkan dari kantong kemejanya selembar foto close-up seorang gadis berambut panjang sebahu yang amat cantik.
“Oh begitu..”
Jawab Mba Sukro sang dukun bejat sambil memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang.
“Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil mendapatkan dia, heh..?”
“Jangan kuatir, Mba Sukro.. Saya sediakan 100 juta rupiah buat Mba Sukro dan kalo saya bisa mendapatkan dia malam ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana Mba Sukro..?”
“Baiklah..” jawab si dukun cabul ini menerima tawaran yang diberikan oleh Amir.
“Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup hanya mengenakan celana dalam saja, lalu duduklah dengan posisi bersila di hadapanku..”
Amir pun menuruti semua perintah si dukun bejat. Setelah itu dukun bejat mba Sukro membaca beberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan di depannya.
Tidak lama kemudian, terdengar petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi. Amir pun kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga ilmu dukun bejat mba sukro mulai bekerja, roh sukma Amir seperti terlepas dari tubuhnya dan seperti melayang pergi ke luar rumah itu.
Roh sukma Amir yang setengah telanjang itu bergerak menuju rumah Inge yang berjarak sekitar 18 kilometer dari sana. Di rumahnya, Inge tengah berusaha tidur. Ia mengenakan daster putih yang amat transparan. Di baliknya, ia tidak mengenakan apa-apa lagi.
Payudaranya yang berukuran 38 jelas terlihat, demikian juga dengan bulu-bulu kemaluannya yang menghitam. Setiap malam, ia selalu tidur dengan cara begitu. Ia merasa gerah karena panasnya udara yang terus saja menaungi ruangan kamarnya.
Tiba-tiba saat ia ingin terlelap, berhembuslah angin yang terasa menusuk sum-sum tubuh. Ia terbangun. Jendela kamarnya tiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan memang angin aneh itu adalah terpaan roh sukma Amir kiriman sang dukun.
Roh sukma Amir bisa melihat posisi tubuh Inge tapi Inge tidak melihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan angin aneh itu. Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju daster Inge. Inge yang kaget menjadi ketakutan setengah mati.
Ia berusaha melawannya. Tapi ia kalah cepat. Daster itu lebih dulu robek. Ia kini telanjang. Dan roh sukma Amir dengan sengaja mendorong tubuhnya jatuh telentang ke ranjang. Dengan cepat roh Amir mencium bibir, wajah, leher dan payudara Inge yang besar itu.
Inge berusaha melakukan perlawanan. Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosok yang menciumnya tidak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia menyerah.
Roh Amir kemudian membuka celana dalamnya. Lalu penisnya yang sudah membesar diarahkan ke mulut Inge. Karena sudah merasa terangsang oleh ciuman-ciuman itu, Inge pun mulai mengulum penis besar tegak yang tidak kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilat penis itu.
Kalau ada orang yang melihat Inge saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Inge sedang berpantomim dengan memperagakan gerakan oral seks. Tapi Inge memang merasa ada penis besar tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya.
Tanpa membuang waktu lagi, roh sukma Amir segera membuka kedua kaki Inge. Tampak sekarang liang kewanitaannya yang sudah basah karena terangsang berat. Roh Amir pun segera mengarahkan penisnya ke liang kemaluan Inge.
Dengan sekali dorongan, “Bless.. jeb.. bless..”
Masuklah penis besar tegak itu ke lubang senggama Inge. Inge terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya.
Darah segar pun mengalir keluar dari vaginanya. Darah perawan, karena memang selama ini Inge belum pernah berhubungan dengan pria manapun. Karena merasa keenakan, Inge pun mengimbanginya dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke atas, ke bawah dan berputar-putar.
Kemudian roh sukma Amir pun mengangkat tubuh Inge dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkan penisnya dari belakang. Dan penis itu pun masuk tanpa halangan lagi. Inge terlihat menikmati tusukan penis itu. Sejam kemudian, roh sukma Amir pun seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan ia pun menumpahkan maninya ke sekujur tubuh Inge yang saat itu telah tergolek tidak berdaya.
Setelah puas, roh itu seolah-olah terbang kembali ke tempat asalnya. Inge yang kemudian tersadar, menjadi bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi. Tapi kemudian ia sadar bahwa sesosok makhluk tanpa bentuk telah menodainya dan ia tidak tahu siapa sebenarnya makhluk itu. Ia lantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah menjadi bubur, namun cerita dukun bejat mbak sukro ini belum berakhir.
Ya, keperawanannya telah hilang. Entah apa yang akan dikatakannya pada Andrew, pacarnya bila akhirnya mereka menikah suatu hari nanti. Sementara itu di rumah sang dukun bejat, Amir yang telah berpakaian lengkap kembali sambil tersenyum puas.
“Terima kasih Mba Sukro, ini cek senilai 50 juta yang tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bila Mba Sukro mampu membuat Inge menjadi tergila-gila pada saya..” ujarnya dengan senyuman licik di wajahnya.
“Oh.. itu gampang.. telan saja telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun gadis itu akan kau nikmati lagi kesintalan tubuhnya..” jawab si dukun sambil mengambil sebuah benda mirip telur hijau kecil dari kantong jubah dukun bejat lusuhnya. Tanpa pikir panjang lagi, Amir menelan telur itu. Keesokan harinya, apa yang dikatakan Mba Sukro benar-benar terjadi.
Saat suasana kantor pagi itu belum terlalu ramai, pintu kantor Amir diketuk seseorang. Ketika Amir menanyakan siapa yang mengetuk, suatu suara lembut berujar,
“Maaf Pak.. saya ingin berbicara sebentar dengan Bapak..” Mendengar suara itu, bukan main girangnya hati Amir. Ya, itu suara Inge. Inilah kesempatan yang ia tunggu-tunggu. Ternyata memang mantra dukun bejat mba Sukro ini sudah bekerja.
Dengan bergegas ia membuka pintu itu, dan ternyata benar. Inge tampak cantik berdiri di sana dengan mengenakan rok mini. Sebuah senyuman genit tampak di wajahnya. Tanpa membuang waktu lagi, Amir menarik tangan Inge. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokan ruang kantornya itu. Dengan cepat ia mencium bibir Inge dan Inge pun membalasnya dengan semangat. Tangan Amir pun segera menggerayangi tubuh mulusnya. Pertama-tama yang dituju adalah tentu saja buah dada besarnya.
Dibukanya kancing kemeja Inge, lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja payudara itu diremas-remasnya tanpa ampun. Inge tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dengan inisiatif sendiri membuka semua pakaiannya.
Melihat itu, Amir tak mau kalah. Penisnya sudah tegang seperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya sudah telanjang total, Inge jongkok dan meraih penis itu untuk dikulum, dihisap-hisap lalu dijilatnya sambil membelai-belai kantong zakar Amir.
Amir merasakan kenikmatan surga dunia yang tiada taranya. Kepala penisnya dijilat-jilat dengan penuh nafsu oleh Inge. Setelah penis itu benar-benar tegak, kini giliran Amir yang mencoba membuat Inge terangsang. Diciuminya bulu-bulu kemaluan Inge, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Inge sambil berusaha menarik-narik keluar klitorisnya.
“Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh nikmatnya.. Terus Pak.. terus..” kata Inge dengan tangannya memegang kepala Amir yang kini sedang bergerilya di pangkal pahanya.
“Masukin sekarang aja, Pak.. kumohon, Sayangku..” Mendengar itu, Amir segera mengajak Inge bermain di atas meja kantornya yang cukup besar.
Amir rebahan di sana dan Inge langsung naik ke atas pahanya. Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh kelembutan, Inge membawa penis Amir yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatannya. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya.
“Bless.. bless.. jeb.. plouh..”
Penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan Inge. Sementara Inge terus saja naik turun di atas pahanya, Amir segera dengan posisi duduk meraih payudara Inge dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya.
Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Amir turun dari meja itu, lalu menyuruh Inge menungging dengan tangan berpegangan pada pinggiran meja itu.
Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina Inge kembali diarahkan ke lubang senggama Inge. Dengan sekali tancap, penis itu masuk.
“Bless.. bless.. clop.. plak.. plak..” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan keras. Tiba-tiba saja, kedua mata Amir terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi.
“Di dalam atau di luar, Inge..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya.
“Di dalam aja deh.. biar nikmat, Pak..” jawab Inge seenaknya.
Dan benar saja, “Crot.. crot.. crot.. crot..” sebanyak sembilan kali semprot, sperma Amir keluar di dalam liang senggama milik Inge. Sisa-sisa mani yang ada pada kepala penis Amir, kemudian dibersihkan oleh Inge dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan olehnya. Hal ini terjadi tentu saja berkat mantra dukun bejat mba sukro sang ahli pelet.
Keduanya kemudian saling melemparkan senyum puas. Sejak itu, Amir dan Inge menjadi sepasang kekasih. Dimana pun mereka memiliki kesempatan, mereka selalu berhubungan seks. Sampai saat itu, Inge tidak pernah tahu bahwa Amir lah yang pertama memperawaninya melalui roh sukmanya. Memang hebat Dukun Bejat Mba Sukro ini.
Demikianlah akhir cerita tentang dukun bejat mba sukro ini.
Leave a Reply