Kejadian ini terjadi ketika aku lulus dari SMU. Perkenalkan, nama aku Aris. Kejadian ini tak akan terlupakan karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya sex yg sebenarnya.
Pada waktu itu aku making love dgn Mbak Yuyun yg umurnya kira-kira 10 tahun lebih tua dariku. Parasnya manis dan kulitnya putih.
Mbak Yuyun adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yg ikut dgn keluargaku di Kota Semarang sejak SMP. Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku. Kita sangat akrab bahkan dia juga sering ngeloni aku. Mbak Yuyun ikut dgn keluargaku sampai dia lulus SMA atau aku kelas 2 SD dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya.
Setelah itu kita jarang bertemu, paling-paling hanya setahun satu atau dua kali. Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa ke Kota Makassar mengikuti ayah yg dipindah tugas.Setelah itu kita tak pernah bertemu lagi. Kita hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya.
Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa Mbak Yuyun telah punya rumah sendiri dan tinggal
bersama suaminya di desa seberang. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Mbak Yuyun. Setelah diberi tahu arah rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi kira-kira jam tiga sore dan berniat menginap. Dari sinilah pertama kalinya aku menikmati sex dengan Mbak Yuyun ini berawal.
Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, akhirnya aku sampai di rumah yg ciri-cirinya sama dgn yg dikatakan nenek. Sejenak kuamati kelihatannya sepi, kemudian aku coba mengetok pintu rumahnya. “Ya sebentar..” terdengar sahutan wanita dari dalam.
Tak lama kemudian keluar seorang wanita dan aku masih kenal paras itu walau lama tak bertemu. Mbak Yuyun terlihat manis dan kulitnya masih putih seperti dulu. Dia sepertinya tak mengenaliku.
“Cari siapa ya? tanya Mbak Yuyun”.
“Anda Mbak Yuyun kan?” aku balik bertanya.
“Iya benar, anda siapa ya dan ada keperluan apa?” Mbak Yuyun kembali bertanya dgn raut muka yg berusaha mengingat-ingat.
“Masih inget sama aku nggak Mbak? aku Aris Mbak, masak lupa sama aku”, kataku.
“Kamu Aris anaknya Pak Tono?” kata Mbak Yuyun setengah nggak percaya.
“Ya ampun Ris, aqu nggak ngenalin kamu lagi. Berapa tahun coba kita nggak bertemu.” Kata Mbak Yuyun sambil memeluk badanku dan menciumi parasku.
aku kaget setengah mati, baru kali ini aku diciumi seorang wanita. aku rasakan payudaranya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul waktu itu.
“Kamu kapan datangnya, dgn siapa” kata Mbak Yuyun sambil melepas pelukannya.
“Saya datang dua hari yang lalu, saya hanya sendiri.” kataku.
“Eh iya ayo masuk, sampai lupa, ayo duduk.” Katanya sambil menggeret tanganku.
Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil mengobrol sana-sini, maklum lama nggak ketemu. Mbak Yuyun duduk berhimpitan dgnku. Tentu saja payudaranya menempel di lenganku. aku sedikit terangsang karena hal ini, tapi aku coba menghilangkan pikiran ini karena Mbak Yuyun telah aku anggap sebagai keluarga sendiri.
“Eh iya sampai lupa buatin kamu minum, kamu pasti haus, sebentar ya..” kata Mbak Yuyun ditengah pembicaraan.
Tak lama kemudian ia datang, “Ayo ini diminum”, kata Mbak Yuyun.
“Kok sepi, pada kemana Mbak?” Tanyaku.
“Oh kebetulan Mas Hermanto (suaminya Mbak Yuyun) pergi kerumah orang tuanya, ada keperluan, rencananya besok pulangnya dengan si Dani (anaknya Mbak Yuyun) ikut” jawab Mbak Yuyun.
“Belum punya Adik Mbak dan Mbak Yuyun kok nggak ikut?” tanyaku lagi.
“Belum Ris padahal udah pengen lho.. tapi memang dapatnya lama mungkin ya, kayak si Dani dulu. Mbak Yuyun ngurusi rumah jadi nggak bisa ikut” katanya.
“Eh kamu nginep disini kan? Mbak masih kangen lho sama kamu” katanya lagi.
“Iya Mbak, tadi telah pamit kok” kataku.
“Kamu mandi dulu sana, ntar keburu dingin” kata Mbak Yuyun.
Kemudian aku pergi mandi di belakang rumah dan setelah selesai aku lihat-lihat kolam ikan dibelakang rumah dan kulihat Mbak Yuyun gantian mandi. Kurang lebih lima belas menit, Mbak Yuyun selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk yg dililitkan di badannya. aku pastikan ia tak memakai BH dan mungkin CD juga karena tak aku lihat tali BH menggantung di pundaknya.
“Sayang Ris ikannya masih kecil, belum bisa buat lauk” kata Mbak Yuyun sambil melangkah ke arahku kemudian kita ngobrol sebentar tentang kolam ikannya.
Kulihat payudaranya sedikit menyembul dari balutan handuknya dan ditambah bau harum
badannya membuatku terangsang. Tak lama kemudian ia pamit mau ganti baju. Mataqu tak lepas memperhatikan badan Mbak Yuyun dari belakang. Kulitnya benar-benar putih. Sepasang pahanya putih mulus terlihat jelas bikin kemaluanku berdiri. Ingin rasanya aku lepas handuknya kemudian meremas, menjilat payudaranya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dgn kemaluanku seperti dalam bokep yg sering aku lihat. Sejenak aku berkhayal kemudian kucoba menghilangkan khayalan itu.
Haripun berganti petang, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kita nonton tv sambil ngobrol banyak hal, sampai tak terasa telah pukul sembilan.
“Ris nanti kamu tidur sama aku ya, Mbak kangen lho ngeloni kamu” kata Mbak Yuyun.
“Apa Mbak?” Kataku terkejut.
“Iya.. Kamu nanti tidur sama aku saja. Inget nggak dulu waktu kecil aku sering ngeloni kamu”
katanya.
“Iya Mbak aku inget” jawabku.
“Nah ayo tidur, Mbak udah ngantuk nih” kata Mbak Yuyun sambil beranjak melangkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya dari belakang, pikiranku berangan-angan ngeres. Sampai dikamar tidur aku masih ragu untuk naik ke ranjang.
“Ayo jadi tidur nggak?” tanya Mbak Yuyun.
Kemudian aku naik dan tiduran disampingnya. aku deg-degan. Kita masih ngobrol sampai jam 10 malam.
“Tidur ya.. Mbak udah ngantuk banget” kata Mbak Yuyun.
“Iya Mbak” kataku walaupun sebenarnya aku belum ngantuk karena pikiranku semakin ngeres saja terbayang-bayang pemandangan menggairahkan sore tadi, apalagi kini Mbak Yuyun terbaring disampingku, kurasakan kemaluanku mengeras.
aku melirik ke arah Mbak Yuyun dan kulihat ia telah tertidur lelap. Dadaku semakin berdebar kencang tak tahu apa yg harus aku lakukan. Ingin aku onani karena telah tak tahan, ingin juga aku memeluk Mbak Yuyun dan menikmati badannya, tapi itu tak mungkin pikirku.
Aku berusaha menghilangkan pikiran kotor itu, tapi tetap tak bisa sampai jam 11 malam. Kemudian aku putus kan untuk melihat paha Mbak Yuyun sambil aku onani karena bingung dan udah tak tahan lagi.Dgn dada berdebar-debar aku buka selimut yg menutupi kakinya, kemudian dgn pelan-pelan aku singkapkan roknya hingga celana dalam hitamnya kelihatan, dan terlihatlah sepasang paha putih mulus didepanku begitu dekat dan jelas.
Semula aku hanya ingin melihatnya saja sambil berkhayal dan melakukan onani, tetapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana meraba paha seorang wanita tapi aku takut kalau dia terbangun. Kurasakan kemaluanku melonjak-lonjak seakan ingin melihat apa yg membuatnya terbangun. Karena telah dikuasai birahi akhirnya aku nekad, kapan lagi, kalau tak sekarang pikirku.
Dengan hati-hati aku mulai meraba paha Mbak Yuyun dari atas lutut kemudian keatas, terasa halus sekali dan kulakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran aku coba meraba celana dalamnya, tetapi tiba-tiba Mbak Yuyun terbangun.
“Aris! Apa yg kamu lakukan!” kata Mbak Yuyun dgn terkejut.
Ia kemudian menutupi pahanya dgn rok dan selimutnya kemudian duduk sambil menampar pipiku. Terasa sakit sekali.
“Kamu kok berani berbuat kurang ajar pada Mbak Yuyun. Siapa yg ngajari kamu?” kata Mbak Yuyun dgn marah.
aku hanya bisa diam dan menunduk takut. Kemaluanku yg tadinya begitu perkasa aku rasakan langsung mengecil seakan hilang.
“Tak kusangka kamu bisa melakukan hal itu padaku. Awas nanti kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Mbak Yuyun.
“Ja.. jangan Mbak” kataku ketakutan.“
Mbak Yuyun kan juga salah” kataku lagi membela diri.
“Apa maksudmu?” tanya Mbak Yuyun.
“Mbak Yuyun masih menganggap saya anak kecil, padahal saya kan udah besar Mbak, telah lebih dari 17 tahun. Tapi Mbak Yuyun masih memperlakukan aku seperti waktu aku masih kecil, pakai ngeloni aku segala. Trus tadi sore juga, habis mandi Mbak Yuyun hanya memakai handuk saja didepanku. Saya kan lelaki normal Mbak” jelasku.
Kulihat Mbak Yuyun hanya diam saja, kemudian aku berniat keluar dari kamar.
“Mbak.. permisi, biar saya tidur saja di kamar sebelah” kataku sambil turun dari ranjang dan berjalan
keluar.
Mbak Yuyun hanya diam saja. Sampai di kamar sebelah aku rebahkan badanku dan mengutuki diriku
yg berbuat bodoh dan membayangkan apa yg akan terjadi besok. Kurang lebih 15 menit kemudian
kudengar pintu kamarku diketuk.
“Ris.. kamu masih bangun? Mbak boleh masuk nggak?” Terdengar suara Mbak Yuyun dari luar.
“Ya Mbak, silakan” kataku sambil berpikir mau apa dia.
Mbak Yuyun masuk kamarku kemudian kita duduk di tepi ranjang. aku lihat parasnya telah tak marah lagi.
“Ris.. Maafkan Mbak ya telah nampar kamu” katanya.
“Seharusnya saya yg minta maaf telah kurang ajar sama Mbak Yuyun” kataku.
“Nggak Ris, kamu nggak salah, setelah Mbak pikir, apa yg kamu katakan tadi benar. Karena lama nggak bertemu, Mbak masih saja menganggap kamu seorang anak kecil seperti dulu aku ngasuh kamu. Mbak tak menyadari bahwa kamu sekarang telah besar” kata Mbak Yuyun.Aku hanya diam dalam hatiku merasa lega Mbak Yuyun tak marah lagi.
“Ris, kamu bener mau sama Mbak?” tanya Mbak Yuyun.
“Maksud Mbak?” kataku terkejut sambil memandangi parasnya yg terlihat bagitu manis.
“Iya.. Mbak kan udah nggak muda lagi, masa’ sih kamu masih tertarik sama aku?” katanya lagi.
aku hanya diam, takut salah ngomong dan membuatnya marah lagi.
“Maksud Mbak.., kalau kamu bener mau sama Mbak, aqu rela kok melakukannya dgn kamu”
katanya lagi.
Mendengar hal itu aqu tambah terkejut, seakan nggak percaya.
“Apa Mbak” kataku terkejut.
“Bukan apa-apa Ris, kamu jangan berpikiran enggak-enggak sama Mbak. Ini hanya untuk meyakinkan Mbak bahwa kamu telah dewasa dan lain kali tak menganggap kamu anak kecil lagi” kata Mbak Yuyun
Lagi-lagi aku hanya diam, seakan nggak percaya. Ingin aku mengatakan iya, tapi takut dan malu.
Mau menolak tapi aku pikir kapan lagi kesempatan seperti ini yg selama ini hanya bisa aku bayangkan.
“Gimana Ris? Tapi sekali aja ya.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” kata Mbak Yuyun.
aku hanya mengangguk kecil tanda bahwa aku mau.
“Kamu pasti belum pernah kan?” kata Mbak Yuyun.
“Belum Mbak, tapi pernah lihat di film” kataku.
“Kalau begitu aku nggak perlu ngajari kamu lagi” kata Mbak Yuyun.
Mbak Yuyun kemudian mencopot bajunya dan terlihatlah payudaranya yg putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam sambil memperhatikan, birahiku mulai naik. Kemudian Mbak Yuyun mencopot roknya dan paha mulus yg aku gerayangi tadi terlihat.
Tangannya diarahkan ke belakang pundak dan BH itupun terlepas, sepasang payudara berukuran sedang terlihat sangat indah dipadu dgn puting susunya yg mencuat kedepan. Mbak Yuyun kemudian mencopot CD hitamnya dan kini ia telah telanjang bulat. Kemaluanku terasa tegang karena baru pertama kali ini aku melihat wanita telanjang langsung dihadapanku. Ia naik ke atas ranjang dan merebahkan badannya terlentang. aku
begitu takjub, bayangkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah berbaring di ranjang tepat dihadapanku.
aku tertegun dan ragu untuk melaqukannya.
“Ayo Ris.. apa yg kamu tunggu, Mbak udak siap kok, jangan takut, nanti Mbak bantu” kata Mbak Yuyun.
Segera aqu melepaskan semua pakaianku karena sebenarnya aku telah tak tahan lagi. Kulihat Mbak Yuyun memperhatikan kemaluanku yg berdenyut-denyut, aku kemudian naik ke atas ranjang.
Karena telah tak sabar, langsung saja aku memulainya. Langsung saja aku kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, aku pikir mungkin suaminya tak pernah melakukannya, tapi tak aku hiraukan, terus aku lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, kemudian aku elus-elus dan remas payudaranya sambil sesekali memelintir puting susunya.
“Ooh.. Ris.. apa yg kau lakukan.. ergh.. sshh..” Mbak Yuyun mulai mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali kurasakan ia menelan ludahnya yg mulai mengental. Setelah puas dgn bibirnya, kini mulutku kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum payudara.
Sejenak aku pandangi payudara yg kini tepat berada di hadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah lelaki. Langsung aku jilati mulai dari bawah kemudian ke arah putingnya, sedangkan payudara kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.
“Emmh oh aarghh” Mbak Yuyun mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.
Kulirik parasnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit bibir bawahnya. Kini jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disana kurasakan ada rumput yg tumbuh di sekeliling kemaluannya. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu telah sangat basah, tanda bahwa ia telah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku keluar masuk di dalam lubang yg semakin licin tersebut.
“Aargghh.. eemhh.. Ris kam.. mu ngapainn oohh..” kata Mbak Yuyun meracau tak karuan, kakinya
menjejak-jejak sprei dan badannya mengeliat-geliat. Tak kupedulikan kata-katanya. Badan Mbak
Yuyun semakin mengelinjang dikuasai birahi birahi. Kuarasakan badan Mbak Yuyun menegang dan
kulihat parasnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia telah mau orgasme. Kupercepat gerakan
jariku didalam kemaluannya.
“Ohh.. arghh.. oohh..” kata Mbak Yuyun dgn nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba..
“Oohh aahh..” Mbak Yuyun mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya bergetar hebat beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi kemaluannya.
“Ohh.. ohh.. emhh..” Mbak Yuyun masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yg baru diraihnya.
“Ris apa yg kamu lakukan kok Mbak bisa kayak gini” tanya Mbak Yuyun.
“Kenapa emangnya Mbak? Kataku.
“Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini, luar biasa” kata Mbak Yuyun.
Ia kemudian bercerita bahwa selama bersama suaminya ia tak pernah mendapatkan kepuasan,
karena mereka hanya sebentar saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat selesai.
“Mbak sekarang giliranku” kubisikkan ditelinganya, Mbak Yuyun mengangguk kecil.
aku mulai mencumbunya lagi. Kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yg kulumat, kemudian payudaranya yg aku nikmati, tak lupa jari-jariku kupermainkan di dalam kemaluannya.
“Aarghh.. emhh.. ooh..” terdengar Mbak Yuyun mulai mendesah-desah lagi tanda ia telah
terangsang.
Setelah aku rasa cukup, aku ingin segera merasakan bagaimana rasanya menusukkan kemaluanku ke dalam kemaluannya. aku mensejajarkan badanku diatas badannya dan Mbak Yuyun tahu, ia kemudian mengangkangkan pahanya dan kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Setelah sampai didepannya aku ragu untuk melakukannya.
“Ayo Ris jangan takut, masukin aja” kata Mbak Yuyun.
Perlahan-lahan aku masukkan kemaluanku sambil kunikmati, bless terasa nikmat saat itu.
Kemaluanku mudah saja memasuki kemaluannya karena telah sangat basah dan licin. Kini mulai kugerakkan pinggulku naik turun perlahan-lahan. Ohh nikmatnya.
“Lebih cepat Ris arghh.. emhh” kata Mbak Yuyun terputus-putus dgn mata merem-melek.
aku percepat gerakanku dan terdengar suara berkecipak dari kemaluannya.
“Iya.. begitu.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Mbak Yuyun berkata tak karuan.
Keringat kita bercucuran deras sekali. Kulihat parasnya semakin memerah.
“Ris, Mbak mau.. enak lagi.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Mbak Yuyun sambil mendesah panjang, badannya bergetar dan kurasakan kemaluannya dipenuhi cairan hangat menyiram kemaluanku.
Remasan dinding kemaluannya begitu kuat, akupun percepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai orgasme aahh.., kubiarkan air maniku keluar di dalam kemaluannya. Kurasakan nikmat yg luar biasa, berkali-kali lebih nikmat dibandingkan ketika aku onani. aku peluk badannya erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yg sesungguhnya yg baru aku rasakan
pertama kali dalam hidupku. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut kemaluanku dan
merebahkan badanku disampingnya.
“Mbak Yuyun, terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.
“Mbak juga Ris.. baru kali ini Mbak merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Mbak Yuyun
kemudian mengecup bibirku.
Kami berdua kemudian tidur karena kecapaian.
Kira-kira jam 3 pagi aku terbangun dan merasa haus sekali, aku ingin mencari minum. Ketika aku baru mau turun dari ranjang, Mbak Yuyun juga terbangun.
“Kamu mau kemana Ris..” katanya.
“aku mau cari minum, aku haus. Mbak Yuyun mau?” Kataku.
Ia hanya mengangguk kecil. aku ambil selimut untuk menutupi anuku kemudian aku ke dapur dan kuambil sebotol air putih.
“Ini Mbak minumnya” kataku sambil kusodorkan segelas air putih.
aku duduk di tepi ranjang sambil memandangi Mbak Yuyun yg badannya ditutupi selimut meminum air yg kuberikan.
“Ada apa Ris, kok kamu memandangi Mbak” katanya.
“Ah nggak Papa. Mbak cantik” kataku sedikit merayu.
“Ah kamu Ris, bisa aja, Mbak kan udah tua Ris” kata Mbak Yuyun.
“Bener kok, Mbak malah makin cantik sekarang” kataku sambil kukecup bibirnya.
“Ris.. boleh nggak Mbak minta sesuatu” kata Mbak Yuyun.
“Minta apa Mbak?” tanyaku penasaran.
“Mau nggak kamu kalau..” kata Mbak Yuyun terhenti.
“Kalau apa Mbak?” kataqu penuh tanda tanya.
“Kalau.. kalau kamu emm.. melakukannya lagi” kata Mbak Yuyun dgn malu-malu sambil menunduk, terlihat pipinya memerah.
“Lho.. katanya tadi, sekali aja ya Ris.., tapi sekarang kok?” kataku menggodanya.
“Ah kamu, kan tadi Mbak nggak ngira bakal kayak gini” katanya manja sambil mencubit lenganku.
“Dgn senang hati aku akan melayani Mbak Yuyun” kataku.
Sebenarnya aku baru mau mengajaknya lagi, e.. malah dia duluan. Ternyata Mbak Yuyun juga
ketagihan. Memang benar jika seorang wanita pernah merasa puas, dia sendiri yg akan meminta.
Kita mulai bercumbu lagi, kali ini aku ingin menikmati dgn dgn sepuas hatiku. Ingin kunikmati setiap inci badannya, karena kini aku tahu Mbak Yuyun juga sangat ingin.
Seperti tadi, pertama-tama bibirnya yg kunikmati. Dgn penuh kelembutan aku melumat-lumat bibir Mbak Yuyun. aku makin berani, kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku. Mbak Yuyun pun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kita saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama menikmati bibirnya. Tanganku juga seperti tadi, beroperasi didadanya, kuremas-remas dadanya yg kenyal mulai dari lembah hingga ke puncaknya kemudian aku pelintir putingnya sehingga membuatnya menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar itupun semakin mengeras. Ia menggigit bibirku ketika kupelintir putingnya.
aku telah puas dgn bibirnya, kini mulutku mengulum dan melumat payudaranya. Dgn sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yg putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas payudaranya yg kanan. Kulihat mata Mbak Yuyun sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.
“Oohh.. arghh.. en.. ennak Ris.. emhh..” kata Mbak Yuyun mendesah-desah.
Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yg sedang meremas-remas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. aku paham apa yg diinginkannya, rupanya ia ingin aku segera mempermainkan kemaluannya. Jari-jarikupun segera bergerilya di kemaluannya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan.
“Ya.. terruss.. aarggghh.. emmhh.. enak.. oohh..” mulut Mbak Yuyun meracau.
Setiap kali Mbak Yuyun terasa mau mencapai orgasme, aku hentikan jariku menusuk kemaluannya,
setelah dia agak tenang, aku permainkan lagi kemaluannya, kulakukan beberapa kali.
“Emhh Ris.. ayo dong jangan begitu.. kau jahat oohh..” kata Mbak Yuyun memohon.
Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tak akan membuatnya orgasme dgn jariku tetapi dgn mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yg pernah aku lihat di bokep.
Segera aqu arahkan mulutku ke selangkangannya.
Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yg disekeliling kemaluannya dan terlihatlah kemaluannya yg merah dan mengkilap basah, sungguh indah karena baru kali ini melihatnya. aku agak ragu untuk melakukannya, tetapi rasa penasaranku seperti apa sih rasanya menjilati kemaluan lebih besar. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.
“Ris.. apa yg kamu laqukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Mbak Yuyun.
Ia terkejut aku menggunakan mulutku untuk menjilati kemaluannya, tapi aku tak pedulikan kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan badannya menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian badannya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram sprei dan mulutku di penuhi cairan yg keluar dari liang kewanitaannya.
“Ohmm.. emhh.. ennak Ris.. aahh..” kata Mbak Yuyun ketika ia orgasme.
Setelah Mbak Yuyun selesai menikmati kenikmatan yg diperolehnya, aqu kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan.
“Gantian Mbak diatas ya sekarang” kataku.
“Gimana Ris aku nggak ngerti” kata Mbak Yuyun.
Daripada aku menjelaskan, langsung aku praktekkan. aku tidur telentang dan Mbak Yuyun aku suruh melangkah diatas kemaluanku, tampaknya ia mulai mengerti.
Tangannya memegang kemaluanku yg tegang hebat kemudian perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan kemaluannya diarahkan ke kemaluanku dan dalam sekejap bless kemaluanku hilang ditelan kemaluannya. Mbak Yuyun kemudian mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggangnya dan ketika sampai di kepala kemaluanku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.
Kulihat parasnya penuh dgn keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sungguh sangat sexy paras wanita yg sedang dikuasai birahi dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. Paras Mbak Yuyun terlihat sangat cantik seperti itu apalagi ditambah rambut sebahunya yg terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepalanya. Payudaranya pun terguncang-guncang, kemudian tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras ketika jari-jariku memelintir puting susunya.
“Oh emhh yaah.. ohh..” itulah kata-kata yg keluar dari mulut Mbak Yuyun.
“aku nggak kuat lagi Ris..” kata Mbak Yuyun sambil berhenti menggerakkan badannya, aku tahu ia segera mencapai orgasme.
Kurebahkan badannya dan aku segera memompa kemaluannya dan tak lama kemudian Mbak Yuyun
mencapai orgasme. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Mbak Yuyun menikmati kenikmatan
yg diperolehnya. Setelah itu aku cabut kemaluanku dan kusuruh Mbak Yuyun menungging kemudian kumasukkan kemaluanku dari belakang. Mbak Yuyun terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yg aku lakukan kepadanya. Ia hanya bisa mendesah kenikmatan.
Setelah puas dgn posisi ini, aku suruh Mbak Yuyun rebahan lagi dan aku masukkan lagi kemaluanku dan memompa kemaluannya lagi karena aku telah ingin sekali mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Mbak Yuyun ingin orgasme lagi, parasnya memerah, badannya menggelinjang kesana kemari.
“Ahh.. oh.. Mbak mau enak lagi Ris.. arrghh ahh..” kata Mbak Yuyun.
“Tunggu Mbak, ki kita bareng aqu juga hampir” kataqu.
“Mbak udah nggak tahan Ris.. ahh..” kata Mbak Yuyun sambil mendesah panjang, badannya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. Cairan hangat menyiram kemaluanku dan kurasakan dinding kemaluannya seakan-akan menyedot kemaluanku begitu kuat dan akhirnya akupun tak kuat dan croott.. akupun mencapai orgasme, oh my god nikmatnya luar biasa. Kemudian kita saling berpelukan erat menikmati kenikmatan yg baru saja kita raih. nekad, kapan lagi kalau tak sekarang pikirku tentang pertama kalinya aku menikmati sex dengan mbak Yuyun.
Leave a Reply